Thursday, 12 April 2012

IU - You Know



Asslamualaikum..

Setelah kemaren posting 3 artikel yang ketiganya repost dan ada bule komen \^^/ .
Okk kali ini posting lagi soal lagu nya IU deh.. hehehe.. Maklum belum ada bahan ngoprek yang bisa di sharing.. :|

Kali ini judul lagu nya IU - You Know (ada versi slow dan rock *tergantung mood dan selera)

Untuk MV nya mari diliat dulu :D (Rock version nya neh.. ^^)

Friday, 6 April 2012

Why We Are Certified

About 10 years ago I started my journey with professional certification from different IT vendors. Going to the testing center to take the exam was a regular activity that I did from time to time. I remember some folks used to tell me that I was wasting my time and money. They said getting certification is useless and will not help to advance my career.

Interestingly enough, I found the fact is quite the opposite of what people told me. At least in computer networking area where I have involved for more than ten years, professional certification takes an important role in my life. I even dare to say that I would not be at where I am now without having them. And I'm going to write it down here, of all the reasons why I decided to take professional certification, and how they affected my career from the very beginning until now.

So if you are looking for the answer of the question if it's still worth to get certified, here are my answers based on my own experience.

1. Easier path for career switch
I have a degree in Mechanical Engineering, so the certification program from Cisco Systems and other vendors really helped me out when I decided to switch career to computer networking field. The certifications made it easier for me to show my interest in the area, to build a profile as network engineer and to help shorten the learning curve

2. Requirement from the employer
There was a time where system integrator companies are encouraged to have certified staff in order to enhance the relationship with the vendors of the product or solution. That means the companies must either train the staff to pass the certification exam, or hire someone who has already certified. I didn't have much experience in networking after the career switch, so I guess I got hired by my first big employer only because I had CCNA

3. To get better paid
So there I was, working in shift as network engineer for the company NOC. It did not take long for me to realize at that time some of my colleagues were in better position in the company, had more exposures and better chance to grow, and had better salary because they had higher certification than me. They had CCIE, in particular. So I was motivated to pass the CCIE lab with a very simple reason: to move to a better position and get a better paid eventually

4. To move to another company
It's true these days we don't get hired because of our certification anymore. Now we can get a job more because of our real expertise, past experience and our contacts (Triple W rules: who we know, what we know, what we have done). But professional certification is a benchmark of our knowledge, and from time to time has been used by the recruiters as one criteria to filter the candidates. Imagine you receive thousands of CVs and must bring the number of the candidates down to less than 50 for the interview process. One can just put some search keywords such as 'CCIE', '10 years experience', 'CRS' and so on to narrow down the potential candidates. We can only get a job if we can pass the interview and the subsequent processes. But at least the certification can provide some advantage and better chance to pass the early screening process

Cara Menjadi Profesional IT di Luar Negri

Oleh Himawan Nugroho

Banyak orang yang bermimpi dan bercita-cita untuk bekerja di luar negri. Pendapatan yang relatif lebih besar, mendapat pengalaman dan cerita unik, membuka wawasan, maupun taraf hidup yang lebih baik merupakan beberapa alasan mengapa orang-orang tertarik untuk merantau jauh meninggalkan kehidupan nyaman di Indonesia. Tidak ada yang salah untuk bercita-cita tinggal di luar negri, karena pengalaman yang didapat bisa menjadi masukan bagi kita dalam membangun negara. Selain menjadi duta bangsa yang memperkenalkan tradisi dan kebudayaan Indonesia di luar sana, pendapatan yang umumnya diinvestasikan di negri sendiri merupakan tambahan devisa yang ikut menggerakkan roda perekonomian.

Sebenarnya dengan jaman yang sudah global seperti sekarang bekerja di luar negri bukanlah hal yang sulit untuk dicapai. Dengan adanya Internet batas fisik dan komunikasi antar negara sudah bisa dijembatani dengan baik. Kita yang sebelumnya hanya bisa melihat negara-negara lain dari televisi sekarang bisa berkomunikasi langsung dengan orang-orang di belahan bumi manapun dengan mudah dan biaya yang murah jika menggunakan fasilitas Internet seperti email, chat, maupun telepon berbasis IP (voice over IP - VOIP). Ini tentunya memudahkan bagi para calon pekerja yang ingin berhubungan dengan perusahaan di negara lain yang ingin dimasuki. Informasi tentang lowongan kerja di seluruh dunia selalu tersedia dan dapat diakses dari mana saja. Resume calon pekerja pun dapat dipublikasikan dengan cepat ke berbagai perusahaan yang sedang membuka lowongan.

Salah satu bidang pekerjaan di luar negri yang bisa dimasuki oleh orang-orang Indonesia adalah bidang Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan pekerja IT di seluruh dunia yang masih sangat banyak. Selain itu skill yang diperlukan pun bersifat universal, jika kita menguasai sistem IT di negara sendiri maka kemungkinan kita mampu melakukannya di negara lain. Kemampuan orang Indonesia di bidang inipun sangat baik dan mampu bersaing dengan pekerja-pekerja dari negara lain. Banyaknya program sertifikasi dari vendor-vendor IT semakin memudahkan dalam berkompetisi, karena skill dan kemampuan kita sekarang bisa diukur oleh suatu program ujian internasional dan sertifikasinya diakui di seluruh dunia. 

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis selama bekerja bertahun-tahun di luar Indonesia sebagai tenaga profesional IT, penulis ingin membagikan 10 hal yang harus diperhatikan oleh mereka yang ingin bekerja di luar negri. Walaupun ada beberapa poin yang spesifik membahas tentang IT, poin-poin lainnya merupakan hal umum yang bisa diterapkan untuk bidang pekerjaan lainnya. 

1. Berbahasa Asing Dengan Optimal

Bahasa adalah penghubung dengan dunia. Untuk menjadi tenaga profesional di luar negri minimal kita harus menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Bahasa sebenarnya bisa dipelajari dengan cepat jika dipergunakan secara terus-menerus. Jadi sering-seringlah menulis dan berlatih berbicara dalam bahasa Inggris untuk melancarkannya. Dan banyak orang berpikiran bahwa kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki haruslah fasih, menggunakan grammar yang benar, serta pronounciation atau pengucapan harus sempurna sebelum bisa bekerja di luar negri. Penulis sering bertemu dengan orang-orang dari negara Cina yang bahasa Inggrisnya jauh dari sempurna tapi bisa bekerja keliling dunia. Atau orang Eropa seperti dari Prancis yang pengucapannya sulit dimengerti karena terbiasa dengan pengucapan dalam bahasa Prancis, tapi bisa presentasi di depan banyak orang dari berbagai negara. Yang paling penting itu sebenarnya adalah kita bisa berkomunikasi dengan lancar dan lawan bicara bisa mengerti ide yang ingin kita sampaikan 

2. Skill Yang Kompetitif

Sangat penting untuk memiliki skill yang sebenarnya, yang dibutuhkan di belahan dunia manapun. Carilah skill yang kita sukai dan pelajarilah secara mendalam sampai kita mencapai level yang membuat kita kompetitif. Jika skill yang kita punya masih tidak bisa bersaing di negri sendiri, bagaimana kita bisa berharap untuk bisa bersaing di negara orang? Orang Indonesia itu biasanya memiliki skill yang bertolak belakang dengan orang dari negara lain yang lebih maju. Biasanya kita mampu untuk mengerjakan berbagai bidang yang berbeda-beda, tapi tidak memiliki suatu spesialisasi apapun. Berbeda dengan orang asing yang biasanya memiliki spesialisasi dan sangat ahli hanya di satu bidang yang terbatas saja. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi pekerjaan di Indonesia yang mengharuskan para karyawan untuk mampu merangkap beberapa pekerjaan sekaligus. Ini sebenarnya merupakan suatu keuntungan karena membuat kita memiliki beberapa bidang alternatif ketika sedang mencari pekerjaan. Lebih baik lagi jika kita mengerti berbagai bidang namun tetap memiliki satu spesialisasi yang membuat skill kita sangat kompetitif 

Engineer vs. Many

"I find my manager is not useful. He is not aware about what's going on. In fact, he's not even a technical person. I'm running all the projects with the Project Manager, without my manager's interference. Why do we need manager then?"

"The project manager is useless. He's clueless, not technical, and inexperience in complex project like this. I'm making all the schedules, managing the resource, and building the plan for the project. It seems what we need just engineer and sales person"

"Our sales person doesn't sell. It's actually I as technical leader who does all the pre-sales work, convinces the customer about the solution, runs the demo and so on. It's practically a one man show, I can run the whole sales cycle from beginning until the closing by myself"

"The technical lead keeps everything for himself, he doesn't want to share his knowledge nor the information about the current setup. I have to struggle to finally understand the whole setup and the project. I'm wondering why he can be in the team."

Have you ever made any of the comments above? Don't be that guy.

You choose to be an engineer for a reason. A reason that you believe, or at least you used to believe. So be proud of being one.

And stop comparing. Because everyone has his own place.

Manager may not be technical but he has big responsibilities on his shoulder, including to manage the budget and expenses as well as to keep all the proud engineers in the team happy. Project Manager must manage the project and set the customer's expectation right from beginning, and she will be the first one who takes the heat when thing goes wrong (and something always goes wrong in every project) or when the schedule slips. Sales person carries a target number everywhere so she must know how to sell and to manage relationship with the customer, and be ready to get shouted when the engineers fail to deliver the setup. And the technical lead most likely is busy defending his design, leading the project, and coaching the younger engineers in the team at the same time, so he can't babysit someone for information that can be found easily within the project documentation.

Tuesday, 27 March 2012

IU strike again

Hello guys.. Kayaknya bulan-bulan ini bakalan sering nulis lagi  :)


Okk setelah kemaren posting tentang 2 lagunya IU yang sering nongkrong di playlist, nah sekarang posting tentang 2 lagu itu juga, tapi beda versi aja untuk good day nya.. Pokoknya enak didenger juga deh..

selamat menikmati ^^


Dan saya bonusin 1 lagu nya IU yg berjudul You Know yg rock version


#weHeartIU


Saturday, 24 March 2012

IU ?

Assalamualaikum..
Okk pagi ini pengen posting lagu. Okk kali ini posting lagunya IU saja yang rajin masuk playlist saat ngoprek dan pengantar tidur.. :D



Judul lagunya IU - You & I sama IU - Good Day, ini 2 lagu favorit sejak beberapa bulan yang lalu. arti lyric nya juga bagus2.. :D #weHeartIU \^^/

IU - You & I






Eng Sub:

Hak Akses Dalam Linux

Assalamualaikum.. Ini postingan bagi temen-temen yang masih bingung tentang hak akses dalam linux, semoga membantu :D

Linux mengenal hak akses yang mengatur setiap user sehingga tiap user hanya dapat mengakses file file atau direktori tertentu saja, hal ini digunakan untuk kepentingan keamanan sistem.
Dua perintah (program) dalam Linux yang digunakan untuk mengatur hak akses tersebut adalah chmod dan chown. Program chmod digunakan untuk mengubah hak akses suatu file, sedangkan chown digunakan untuk mengganti pemilik file tersebut.
Hak Akses dalam Linux
Sebelum melangkah lebih jauh mengenai penggunaan perintah diatas, sebelumnya perlu dijelaskan terlebih dahulu mengenai hak akses di dalam Linux. Setiap file dan direktori yang ada dalam sistem linux memiliki tiga buah hak akses, satu untuk user itu sendiri, kemudian untuk user dalam grup yang sama dengan pemilik file dan yang terakhir untuk user lainnya.

Anda dapat melihat hak akses sebuah file dengan menggunakan perintah ls -l, perhatikan contoh dibawah ini:
-rw-rw-r– 1 postgres postgres 41527 Jul 12 2001 summary.pdf
drwxrwxr-x 2 postgres postgres 4096 Sep 20 2002 Suse
-rw-r–r– 1 root root 4935 Aug 23 2001 T123456.log
-rw-r–r– 1 postgres postgres 13335 Apr 10 17:04 tchart2.java
Karakter pertama menunjukkan jenisnya, jika berisi karakter d, berarti itu adalah direktori sedangkan jika kosong berarti file. Sembilan karakter berikutnya menunjukkan hak aksesnya, dengan tiga karakter pertama menunjukkan hak akses untuk user tersebut, tiga karakter berikutnya menunjukkan hak akses untuk grup nya dan tiga karakter terakhir menunjukkan hak akses untuk user lain.
Masing-masing arti karakter tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

Kapan?

Assalamualaikum
Postingan curhat sesi 2 dan lagi - lagi soal kuliah. --"
Yang jadi permasalahan adalah kenapa saya yang notabenenya orang bodoh malah komentar soal kuliah. --"