Sunday 29 April 2012

Kompres, Install, dan macem-macemnya.. #2

Assalamualaikum.. To the point saja.. hehehe
Okk.. Kita lanjut sekarang ke part 2 neh.. setelah kemaren mau nulis part ini ndak jadi-jadi karna ada beberapa kegiatan diluar sana.. Owh ya.. part 1 nya ada di sini

Okk.. kali ini akan kita lanjutkan pada bagian penginstalan program.. Sistem Operasi kali ini masih menggunakan CentOS. 

Pada dasarnya penginstalan sebuah program pada sistem operasi linux dibagi jadi 2 yaitu secara offline dan online.. Mari kita bahas 1 per 1.. 

ONLINE
Penginstalan secara online pada sistem operasi Centos dapat menggunakan perintah simple yaitu "YUM" nah kalo temen-temen menggunakan turunan si debian maka perintahnya adalah "APT-GET" simple kan? cekidot!

Nah kalo perintah ini dijalankan maka akan keluar pertanyaan dilanjutkan penginstalan atau tidak


Kalau dilanjutkan maka ketikkan "y" untuk melanjutkan penginstalan program. Kalau temen-temen lanjutkan maka proses downloading program akan terjadi dan kemudian setelah selesai proses download maka secara otomatis program akan terinstall. Nah dibawah ini screen shoot kalau sudah selesai si yum bekerja


maka akan muncul tulisan complete.. \^^/ 
perintah penginstalan dasarnya adalah
$ yum install nama_program
atau
$ yum -y install nama_program (tanpa dimintai konfirmasi instalasi dijalankan atau tidak)
*pada turunan debian maka perintahnya $ apt-get install nama_program
Mudah bukan? Okk untuk selanjutnya kita instalasi secara offline
*untuk opsi lainnya silahkan buka man page nya si yum caranya "$ man yum"

OFFLINE
Kalau penginstalan secara offline maka kita harus memiliki paket untuk instalasinya. Untuk turunan redhat ekstensi paketnya adalah *.rpm dan sedangkan turunan debian adalah *.deb nah ada 1 lagi cara penginstalan yang dari compile source code.

Okk kita coba dahulu install menggunkan cara offline yang pertama. Menggunakan rpm -i nama_paket.rpm sedangkan untuk turunan si debian menggunakan dpkg -i nama_paket.deb . Karena kita menggunakan CentOS maka kita menggunakan perintah rpm. Cekidot buat contohnya.. 


nah pada percobaan kali ini saya gagal menjalankan rpm kenapa? karna ada beberapa dependencies yg belum saya install. Inilah yang membuat penginstalan secara offline susah bagi saya.. karna saya tidak tau dependencies mana saja yang saya butuhkan.. ehehe :|
*untuk opsi lainnya silahkan buka man page nya si rpm caranya "$ man rpm"


sangat banyak bukan? Okk kita lanjut saja ke bagian yang instalasi source code.. :D

perintah dasarnya adalah
$ ./configure
$ make
$ make install
*3 perintah ini dilakukan dalam folder source code
Okk.. buat screenshootnya yang source code menyusul.. hehehe..
sekian dan terima kasih..

Wassalam n pareng..

Wednesday 25 April 2012

Kompres, Install, dan macem-macemnya.. #1

Assalamualaikum.. Okk sudah saatnya kembali sharing tutorial *pake soundtrack Rihanna ft. Calvin Harris & Fatman Scoop - We Found Love \^^/

Okk kali ini saya akan sharing tentang cara kompresi data, instalasi dan beberapa teknik mencari file dalam sistem operasi linux (dengan cara yang dasar tentu saja ^^V).. Dalam hal ini saya menggunakan CentOS 6.2

Okk langsung saja kita mulai \^^/ . Persiapan yang diperlukan adalah siapkan minuman dan camilan seadanya.. Kalo ada coklat juga boleh biar moodnya kebawa enak.. :D


$ gzip -c nama_file > nama_hasil


Kita masuk kedalam bagian kompresi dan dekompresi data. 

Apa sih kompresi data itu?
Menurut situs wikipedia kompresi data adalah sebuah cara untuk memadatkan data sehingga hanya memerlukan ruangan penyimpanan lebih kecil sehingga lebih efisien dalam menyimpannya atau mempersingkat waktu pertukaran data tersebut. Sedangakan dekompresi data adalah kebalikan dari kompresi data tersebut.

Caranya?
Saat ini saya akan menggunakan gzip (ada banyak macam software kompresi semacam gunzip dan lain-lain, namun pada contoh ini saya menggunakan gzip). Sebagai contoh saya memiliki file bernama password dan saya ingin mengkompresi nya


disini ketika kita ingin melakukan kompresi menggunakan gzip kita harus menambahkan opsi -c . Sehingga perintahnya adalah 

$ gzip -c nama_file > nama_file_kompresi

sebenarnya menggunakan perintah itu saja sudah cukup. Tetapi disini saya menambahkan dengan -v agar saya dapat mengetahui seberapa besar persen data yang dikompresi (lihat warna kuning dan bandingkan besar file nya.)

Bagaimana cara mendekompresinya?
Setelah mendekompresi data jangan bingung bagaimana mengekstrak data dari hasil kompresi tersebut. Tinggal mengganti opsi -c menjadi -d yang berarti dekompresi data. lets see..


jadi perintah untuk mendekompresi data adalah

$ gzip -d nama_file_terkompres

mudah bukan? heheh.. Kalau sudah kita lanjut ke pembahasan berikutnya, yaitu pengarsipan file.

Pengarsipan file? 
Biar mudah dipahami, pengarsipan file adalah  pengumpulan beberapa file menjadi satu atau sebuah file. Nah itu adalah definisi termudah deh pokoknya.. ^^a
Kita langsung saja ke prakteknya langsung daripada berbingung2 ria.. ^^ Semisal saya memiliki 2 buah file bernama coba1 dan coba2.. Nah saya ingin mengarsipkan 2 file ini agar menjadi 1 buah file. Terus bagaimana caranya? Disini saya akan mempraktekkan pengarsipan file menggunakan perintah tar. Cekidot!


Okk.. dengan perintah 
$ tar -cf nama_arsip nama_file1 nama_file2
maka dengan mudah kita dapat membuat sebuah file arsip baru.. :D
kemudian bagaimana caranya mengektrak file yang ada didalamnya? perintahnya adalah

$ tar -xvf nama_arsip

Mudah bukan? siapa bilang linux susah?! hehehe
Untuk tutorial selanjutnya lanjut ke part 2 ya? Sudah ngantuk kalo urusan nulis tutorial di jam segini... hehehe..

Wasslam n pareng.. 

Thursday 12 April 2012

IU - You Know



Asslamualaikum..

Setelah kemaren posting 3 artikel yang ketiganya repost dan ada bule komen \^^/ .
Okk kali ini posting lagi soal lagu nya IU deh.. hehehe.. Maklum belum ada bahan ngoprek yang bisa di sharing.. :|

Kali ini judul lagu nya IU - You Know (ada versi slow dan rock *tergantung mood dan selera)

Untuk MV nya mari diliat dulu :D (Rock version nya neh.. ^^)

Friday 6 April 2012

Why We Are Certified

About 10 years ago I started my journey with professional certification from different IT vendors. Going to the testing center to take the exam was a regular activity that I did from time to time. I remember some folks used to tell me that I was wasting my time and money. They said getting certification is useless and will not help to advance my career.

Interestingly enough, I found the fact is quite the opposite of what people told me. At least in computer networking area where I have involved for more than ten years, professional certification takes an important role in my life. I even dare to say that I would not be at where I am now without having them. And I'm going to write it down here, of all the reasons why I decided to take professional certification, and how they affected my career from the very beginning until now.

So if you are looking for the answer of the question if it's still worth to get certified, here are my answers based on my own experience.

1. Easier path for career switch
I have a degree in Mechanical Engineering, so the certification program from Cisco Systems and other vendors really helped me out when I decided to switch career to computer networking field. The certifications made it easier for me to show my interest in the area, to build a profile as network engineer and to help shorten the learning curve

2. Requirement from the employer
There was a time where system integrator companies are encouraged to have certified staff in order to enhance the relationship with the vendors of the product or solution. That means the companies must either train the staff to pass the certification exam, or hire someone who has already certified. I didn't have much experience in networking after the career switch, so I guess I got hired by my first big employer only because I had CCNA

3. To get better paid
So there I was, working in shift as network engineer for the company NOC. It did not take long for me to realize at that time some of my colleagues were in better position in the company, had more exposures and better chance to grow, and had better salary because they had higher certification than me. They had CCIE, in particular. So I was motivated to pass the CCIE lab with a very simple reason: to move to a better position and get a better paid eventually

4. To move to another company
It's true these days we don't get hired because of our certification anymore. Now we can get a job more because of our real expertise, past experience and our contacts (Triple W rules: who we know, what we know, what we have done). But professional certification is a benchmark of our knowledge, and from time to time has been used by the recruiters as one criteria to filter the candidates. Imagine you receive thousands of CVs and must bring the number of the candidates down to less than 50 for the interview process. One can just put some search keywords such as 'CCIE', '10 years experience', 'CRS' and so on to narrow down the potential candidates. We can only get a job if we can pass the interview and the subsequent processes. But at least the certification can provide some advantage and better chance to pass the early screening process

Cara Menjadi Profesional IT di Luar Negri

Oleh Himawan Nugroho

Banyak orang yang bermimpi dan bercita-cita untuk bekerja di luar negri. Pendapatan yang relatif lebih besar, mendapat pengalaman dan cerita unik, membuka wawasan, maupun taraf hidup yang lebih baik merupakan beberapa alasan mengapa orang-orang tertarik untuk merantau jauh meninggalkan kehidupan nyaman di Indonesia. Tidak ada yang salah untuk bercita-cita tinggal di luar negri, karena pengalaman yang didapat bisa menjadi masukan bagi kita dalam membangun negara. Selain menjadi duta bangsa yang memperkenalkan tradisi dan kebudayaan Indonesia di luar sana, pendapatan yang umumnya diinvestasikan di negri sendiri merupakan tambahan devisa yang ikut menggerakkan roda perekonomian.

Sebenarnya dengan jaman yang sudah global seperti sekarang bekerja di luar negri bukanlah hal yang sulit untuk dicapai. Dengan adanya Internet batas fisik dan komunikasi antar negara sudah bisa dijembatani dengan baik. Kita yang sebelumnya hanya bisa melihat negara-negara lain dari televisi sekarang bisa berkomunikasi langsung dengan orang-orang di belahan bumi manapun dengan mudah dan biaya yang murah jika menggunakan fasilitas Internet seperti email, chat, maupun telepon berbasis IP (voice over IP - VOIP). Ini tentunya memudahkan bagi para calon pekerja yang ingin berhubungan dengan perusahaan di negara lain yang ingin dimasuki. Informasi tentang lowongan kerja di seluruh dunia selalu tersedia dan dapat diakses dari mana saja. Resume calon pekerja pun dapat dipublikasikan dengan cepat ke berbagai perusahaan yang sedang membuka lowongan.

Salah satu bidang pekerjaan di luar negri yang bisa dimasuki oleh orang-orang Indonesia adalah bidang Teknologi Informasi. Hal ini disebabkan karena kebutuhan akan pekerja IT di seluruh dunia yang masih sangat banyak. Selain itu skill yang diperlukan pun bersifat universal, jika kita menguasai sistem IT di negara sendiri maka kemungkinan kita mampu melakukannya di negara lain. Kemampuan orang Indonesia di bidang inipun sangat baik dan mampu bersaing dengan pekerja-pekerja dari negara lain. Banyaknya program sertifikasi dari vendor-vendor IT semakin memudahkan dalam berkompetisi, karena skill dan kemampuan kita sekarang bisa diukur oleh suatu program ujian internasional dan sertifikasinya diakui di seluruh dunia. 

Berdasarkan pengalaman pribadi penulis selama bekerja bertahun-tahun di luar Indonesia sebagai tenaga profesional IT, penulis ingin membagikan 10 hal yang harus diperhatikan oleh mereka yang ingin bekerja di luar negri. Walaupun ada beberapa poin yang spesifik membahas tentang IT, poin-poin lainnya merupakan hal umum yang bisa diterapkan untuk bidang pekerjaan lainnya. 

1. Berbahasa Asing Dengan Optimal

Bahasa adalah penghubung dengan dunia. Untuk menjadi tenaga profesional di luar negri minimal kita harus menguasai bahasa Inggris baik lisan maupun tulisan. Bahasa sebenarnya bisa dipelajari dengan cepat jika dipergunakan secara terus-menerus. Jadi sering-seringlah menulis dan berlatih berbicara dalam bahasa Inggris untuk melancarkannya. Dan banyak orang berpikiran bahwa kemampuan bahasa Inggris yang dimiliki haruslah fasih, menggunakan grammar yang benar, serta pronounciation atau pengucapan harus sempurna sebelum bisa bekerja di luar negri. Penulis sering bertemu dengan orang-orang dari negara Cina yang bahasa Inggrisnya jauh dari sempurna tapi bisa bekerja keliling dunia. Atau orang Eropa seperti dari Prancis yang pengucapannya sulit dimengerti karena terbiasa dengan pengucapan dalam bahasa Prancis, tapi bisa presentasi di depan banyak orang dari berbagai negara. Yang paling penting itu sebenarnya adalah kita bisa berkomunikasi dengan lancar dan lawan bicara bisa mengerti ide yang ingin kita sampaikan 

2. Skill Yang Kompetitif

Sangat penting untuk memiliki skill yang sebenarnya, yang dibutuhkan di belahan dunia manapun. Carilah skill yang kita sukai dan pelajarilah secara mendalam sampai kita mencapai level yang membuat kita kompetitif. Jika skill yang kita punya masih tidak bisa bersaing di negri sendiri, bagaimana kita bisa berharap untuk bisa bersaing di negara orang? Orang Indonesia itu biasanya memiliki skill yang bertolak belakang dengan orang dari negara lain yang lebih maju. Biasanya kita mampu untuk mengerjakan berbagai bidang yang berbeda-beda, tapi tidak memiliki suatu spesialisasi apapun. Berbeda dengan orang asing yang biasanya memiliki spesialisasi dan sangat ahli hanya di satu bidang yang terbatas saja. Hal ini mungkin disebabkan karena kondisi pekerjaan di Indonesia yang mengharuskan para karyawan untuk mampu merangkap beberapa pekerjaan sekaligus. Ini sebenarnya merupakan suatu keuntungan karena membuat kita memiliki beberapa bidang alternatif ketika sedang mencari pekerjaan. Lebih baik lagi jika kita mengerti berbagai bidang namun tetap memiliki satu spesialisasi yang membuat skill kita sangat kompetitif 

Engineer vs. Many

"I find my manager is not useful. He is not aware about what's going on. In fact, he's not even a technical person. I'm running all the projects with the Project Manager, without my manager's interference. Why do we need manager then?"

"The project manager is useless. He's clueless, not technical, and inexperience in complex project like this. I'm making all the schedules, managing the resource, and building the plan for the project. It seems what we need just engineer and sales person"

"Our sales person doesn't sell. It's actually I as technical leader who does all the pre-sales work, convinces the customer about the solution, runs the demo and so on. It's practically a one man show, I can run the whole sales cycle from beginning until the closing by myself"

"The technical lead keeps everything for himself, he doesn't want to share his knowledge nor the information about the current setup. I have to struggle to finally understand the whole setup and the project. I'm wondering why he can be in the team."

Have you ever made any of the comments above? Don't be that guy.

You choose to be an engineer for a reason. A reason that you believe, or at least you used to believe. So be proud of being one.

And stop comparing. Because everyone has his own place.

Manager may not be technical but he has big responsibilities on his shoulder, including to manage the budget and expenses as well as to keep all the proud engineers in the team happy. Project Manager must manage the project and set the customer's expectation right from beginning, and she will be the first one who takes the heat when thing goes wrong (and something always goes wrong in every project) or when the schedule slips. Sales person carries a target number everywhere so she must know how to sell and to manage relationship with the customer, and be ready to get shouted when the engineers fail to deliver the setup. And the technical lead most likely is busy defending his design, leading the project, and coaching the younger engineers in the team at the same time, so he can't babysit someone for information that can be found easily within the project documentation.